Demam merupakan penyebab nomor 3 untuk
kunjungan pasien ke unit gawat darurat (UGD) dan selalu berada pada peringkat
20 besar untuk penyebab kunjungan pasien ke klinik rawat jalan. Diferensial
diagnosis dari demam sangat luas, hal ini dikarenakan oleh banyaknya faktor
yang dapat meningkatkan set-point, namun secara umum demam dapat dibagi menjadi
4 jenis, demam infeksi, demam keganasan, demam penyakit inflamatorik dan demam
lainnya.
Kebanyakan dari penyakit demam akut dapat
didiagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium, lebih
daripada itu banyak demam yang sembuh dengan sendirinya. Sayangnya data
prevalensi demam sangat terbatas, namun beberapa penelitian telah berusaha
untuk mendata penyebab demam pada populasi-populasi tertentu, diantaranya demam
pada pasien rawat inap dan pasien dengan Fever
of Unknown Origin (FUO).
Penyebab demam berbeda berdasarkan berbagai macam
faktor, salah satunya adalah faktor lokasi pasien. Pada pasien-pasien yang
dirawat inap, sebagian besar demam disebabkan oleh karena faktor infeksi 84%,
dengan perincian 51% disebabkan oleh infeksi komunitas, 10% infeksi nosokomial
dan 23% dicurigai infeksi. Pada pasien-pasien dengan FUO, sebagian besar pasien
tidak dapat diketemukan penyebabnya (30%), namun untuk penyebab-penyebab yang
diketahui, infeksi tetap menduduki peringkat pertama (24,5%). Penyakit-penyakit
inflamatorik seperti Rheumatoid Arthritis,
Gout dan Giant Cell Arteritis menyebabkan 23,5% demam pada FUO, diikuti
dengan penyakit keganasan sebanyak 14,5%.
Demam infeksi
Demam infeksi dapat disebabkan oleh
berbagai macam penyebab, diantaranya bakteri, virus, parasit, jamur dan
rickettsia. Prevalensi demam oleh karena infeksi sangat beragam, dan ditentukan
terutama oleh karakteristik regional dan musim. Hampir 69% dari pasien rawat
inap menderita demam dengan etiologi infeksi, termasuk infeksi paru-paru dan
pleura, traktus urinarius, sistemik serta infeksi kulit. Pada pasien-pasien
dengan infeksi nosokomial, bakteri merupakan penyebab tersering (51%), dan
seringkali diasosiasikan dengan pneumonia, sepsis terkait kateter, diare
Klostridial, infeksi luka dan infeksi traktus urinarius.
Pada pasien-pasien dengan FUO, penyebab
tersering adalah tuberkulosis dan abses intrabdominalis. Pasien-pasien dengan
riwayat bepergian ke luar daerah ataupun ke lua negeri dapat menderita infeksi
bakterial, fungal, viral dan parasit yang khas untuk daerah tersebut. Malaria
dan infeksi saluran napas merupakan infeksi yang paling sering terdapat,
walaupun sekitar 25% diantaranya asimptomatik.
Demam penyakit keganasan
Demam dapat timbul hampir pada semua
penyakit keganasan sebagai gejala paraneoplastik. Keganasan yang paling sering
diasosiasikan dengan demam lama adalah limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin,
sebanyak kurang lebih 10-11% dari pasien dengan penyakit Hodgkin akan menderita
demam dan atau keringat malam. Demam khas yng disebut dengan demam Pel-Ebstein,
yaitu demam relaps selama beberapa jam sampai hari dan diikuti dengan periode
bebas demam beberapa hari, timbul padakurang lebih 16% kasus penyakit Hodgkin.
Keganasan lain seperti karsinoma hepatoselular dan kanker renalis menyebabkan
sekitar 20-33% penderitanya mengalami demam. Kanker pankreas juga dapat
menyebabkan demam, namun tidak ada data mengenai demam keganasan ini.
Penyakit inflamatorik
Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
juga sering menyebabkan demam, kurang lebih 36% pasien SLE datang dengan
keluhan demam, dan demam akan timbul pada kurang lebih 52% pasien LES seiring
dengan evolusi penyakit tersebut. Giant Cell Arteritis, suatu peradangan
pembuluh darah arteri, diketahui menyebabkan demam pada kurang lebih 42%
penderitanya. Prevalensi yang sama juga terdapat pada pasien dengan Inflammatory Bowel Disease atau IBD,
walaupun pada IBD demam cenderung untuk timbul belakangan. Gout, penyakit
metabolisme asam urat yang ditandai dengan peradangan sendi MTP-1, diketahui
menyebabkan demam pada 15-43% penderitanya terutama pada saat serangan akut.
Rheumatoid arthritis juga menyebabkan demam pada 25% pasien yang datang dengan
arthritis poli-artikular. Beberapa penyakit inflamatorik lainnya yang diketahui
menyebabkan demam namun tidak memiliki data prevalensi adalah Demam Rheuma,
Granulomatosis Wagener dan Poliarteritis Nodosa.
Demam lainnya
Penyebab demam lainnya dapat berupa
penyakit-penyakit dengan dasar organik seperti pada Embolisme Pulmonal (14%
pasien), Sarcoidosis, Insufisiensi Adrenal, Hipertiroidisme, Pancreatitis, dapat
pula disebabkan oleh obat-obatan (5-10% pasien), bahkan dapat disebabkan oleh
demam factitious. Demam factitiousadalah demam hasil manipulasi
pasien, dapat berupa manipulasi termometer, pencederaan diri yang menyebabkan
infeksi dan juga dapat berupa demam obat.
Pendekatan klinis demam
No comments:
Post a Comment