Monday, November 28, 2011

Lipodistrofi pada HIV, sebuah pertanyaan pasien

Dokter yang baik,

Perkenalkan saya Linda (nama disamarkan, ed.), 25 tahun, saat ini bekerja sebagai karyawati di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Saya adalah ODHA, sudah diketahui positif sejak tahun 2004 dan mulai minum antiretroviral (Duviral dan Neviral) sejak tahun 2005. Saat ini saya masih minum antiretroviral dengan Duviral dan Efavirenz sejak tahun 2007, namun prof belakangan ini ada masalah yang mengganggu saya. Saya merasakan pipi dan lengan saya mengecil terus namun perut saya membuncit sejak saya rutin meminum antiretroviral, segala upaya sudah saya lakukan untuk mengecilkan perut ini mulai dari diet sampai minum pil pelangsing. Sebagai seorang wanita dan pekerja tentunya saya merasa terganggu dengan masalah ini dan juga mempengaruhi kepercayaan diri saya. Apa yang dapat saya lakukan prof untuk membantu masalah ini? Terimakasih.

Mbak Linda yang baik,

Pertanyaan yang baik sekali, dan sebelumnya bravo untuk mbak linda karena rutin meminum antiretroviral secara rutin selama ini. Sebelum saya memulai membahas mengenai pertanyaan mbak linda, penting untuk saya tekankan bahwa apapun yang terjadi sebagai efek samping dari antiretroviral (ARV), jangan sampai berpikir apalagi bertindak untuk menghentikan antiretroviral anda. Antiretroviral sangat penting untuk membantu mempertahankan kesehatan dan produktivitas ODHA, serta tidak boleh sampai putus obat karena akan menyebabkan terjadinya resistensi yang akan membuat virus HIV sulit untuk diobati.

Sekarang mengenai pertanyaan mbak linda, menghilangnya lemak tubuh di bagian wajah, pantat, lengan dan kaki yang membuat wajah ODHA menjadi tirus merupakan kejadian yang sering dialami oleh pengguna ARV. Keadaan tersebut di atas biasanya juga diikuti oleh membesarnya perut dan peningkatan kadar kolesterol serta trigliserida darah yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko untuk terjadinya serangan jantung dan stroke. Kumpulan dari gejala ini disebut sebagai lipodistrofi HIV/HAART (human immunodeficiency virus/highly active antiretroviral therapy) dan disebabkan oleh virus HIV dan antiretroviral. Virus HIV dan ARV di dalam tubuh akan menyebabkan terganggunya metabolisme lemak dan energi, sehingga akan terjadi penimbunan lemak di daerah sentral (perut) dan peningkatan kadar kolesterol serta trigliserida. Namun jangan khawatir, dengan beberapa langkah sederhana berupa perubahan pola hidup dan makan, permasalahan lipodistrofi ini dapat ditangani dengan baik.

Prinsip utama yang harus diikuti oleh para ODHA, baik dengan atau tanpa lipodistrofi adalah pola hidup dan makan yang sehat, hal ini dikarenakan baik virus, ARV dan juga proses penuaan pada ODHA (juga bukan ODHA) akan menyebabkan gangguan dalam metabolisme lemak. ODHA disarankan untuk melakukan olah raga aerobik, seperti renang, jogging, senam dan bersepeda, secara rutin 45-60 menit setiap harinya minimal 5 hari dalam seminggu. Olah raga berguna untuk meningkatkan metabolisme lemak dan membakar cadangan lemak di dalam tubuh, selain itu juga berguna untuk meningkatkan sensitivitas insulin yang terganggu pada pengguna ARV.

Kedua pilihlah makanan yang bergizi dan sehat, seperti untuk sumber karbohidrat pilihlah sumber karbohidrat kompleks seperti beras merah, gandum utuh dan serealia lainnya. Hindari memakan terlalu banyak sumber karbohidrat sederhana seperti mie, roti putih dan gula, karena karbohidrat sederhana akan langsung dimetabolisme oleh hati menjadi lemak sedangkan yang kompleks akan dicerna secara perlahan menjadi sumber energi. Hindari pula lemak jenuh seperti yang terdapat pada gorengan, fried chicken, kentang goreng, santan dan lemak hewani lainnya, karena lemak-lemak jenuh seperti ini akan langsung meningkatkan kadar kolesterol di dalam darah. Pilihlah sumber lemak tak jenuh seperti ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan dan minyak bunga matahari yang akan membantu untuk menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Kolesterol di dalam kuning telur cukup aman untuk dimakan sebutir sehari, namun putih telur yang kaya akan protein dianjurkan untuk dimakan 3 butir sehari bagi para ODHA tanpa gangguan ginjal, perbanyak pula sumber protein lainnya seperti dada ayam, bebek dan ikan.

Ketiga, minumlah suplemen secara rutin untuk membantu meningkatkan kadar metabolisme lemak anda. Vitamin B kompleks dengan kandungan mineral sangat baik untuk diminum para ODHA, karena vitamin B kompleks sangat penting sebagai kofaktor dalam metabolisme di dalam tubuh. Hindari meminum vitamin B secara sendiri-sendiri, melainkan pilih suplemen tunggal dengan kandungan vitamin B kompleks yang lengkap (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, piridoksin, asam folat, metilkobalamin) dan juga pastikan beberapa mineral penting tersedia pula (besi, seng, magnesium, kromium dan kalium). Beberapa suplemen seperti kromium pikolinat, karnitin dan n-asetil sistein juga dapat membantu metabolisme lemak, namun tanyakan pada dokter anda mengenai dosis aman dan cara penggunaannya.

Beberapa pengobatan medis tersedia untuk membantu ODHA dengan lipodistrofi seperti metformin (yang sering digunakan pada pasien diabetes), namun jangan digunakan sendiri melainkan konsultasikan pada dokter yang merawat mbak linda mengenai cara penggunaannya. Pemilihan antiretroviral juga dapat membantu mengurangi lipodistrofi, karena beberapa antiretroviral dikaitkan dengan peningkatan risiko lipodistrofi seperti zidovudine (Retrovir), stavudine (Stavir/Zerit), nevirapine (Neviral) dan lopinavir/ritonavir (Kaletra/Aluvia) dan antiretroviral lainnya lebih rendah risikonya seperti tenofovir (Viread). Namun sekali lagi saya tekankan bahwa penggunaan antiretroviral tidak boleh dihentikan secara sembarangan dan konsultasikan kembali dengan dokter yang merawat mbak linda.

Terimakasih atas pertanyaannya mbak linda, semoga jawaban saya dapat membantu, bila ada pertanyaan lebih lanjut boleh mengirimkan e-mail ke alamat (stevent.sumantri@gmail.com).

No comments:

Post a Comment